Kamis, 24 Februari 2011

SUATU KEADAAN DIMANA KITA TIDAK BOLEH PERNAH MENYERAH


Gambar ini aku ambil sudah hampir 1 tahun yang lalu di daerah Gunung pati sewaktu aku, anak, suami serta keponakanku berfoto-foto ria diatas hamparan menghijaunya padi. Khas Pedesaan sekali, Jeritan anak laki2 ku yang dengan bebasnya berlari-lari diatas pematang sawah membuatku bersyukur, Anakku ternyata lebih bebas dan lepas bermain di alam daripada bermain di mall. Sampai sesore ini pun dia sama sekali tidak ribut mengajakku pulang seperti biasanya kalau dia sudah mulai Bosan.

Mataku tiba2 tertuju pada pasangan tua yang berlalu di depanku. Yang perempuan bercaping sambil menggendong  kayu bakar kering dipunggungnya yang renta, sedangkan yang laki-laki bercaping juga dengan bungkusan dikepala, membawa pacul dan tongkat dengan langkahnya yang tertatih-tatih.

Subhanallah, sewaktu aku mendekat, kakek itu melewatiku seolah tidak menyadari kehadiranku. Setelah aku amati, warna matanya putih tebal karena katarak. Ya Allah Gusti, serenta ini dengan mata yang nyaris buta, sesore ini masih pulang dari Ladang.

"Saking pundi , Mbah? "
"Sabin mbak..." Si nenek yang menjawab dengan ramah
" Dugi Sonten, Mbah?" tanyaku masih penasaran
"Biasa Mbak, nggih yah menten " sambil tetap berjalan sesekali mengawasi langkah si kakek. Langit sudah mulai gelap, dengan langkah seperti itu jam berapa mereka sampai rumah.

Aku berlari did epan mereka dan langsung mengambil gambar mereka.
" Foto rumiyin nggih mbah"
Si nenek tertawa, Si kakek masih berjalan lurus sampai tangan si nenek menggapainya. "Pak, mbak'e arep moto" Si kakek berputar kebelakang " ning ngendi?"

Aku tambah terperangah. "Mbah, mboten saget mersani nggih?"
"Nggih samar-samar" jawabnya lirih
Ya Allah...betapa aku menjadi malu terhadap diriku sendiri yang semakin hari tidak semakin pandai mensyukuri atas apa yang aku peroleh, tetapi semakin hari semakin ada saja yang aku keluhkan.
Entah itu kerjaan kantor yang tidak pernah ada kelarnya, Entah Karyawan di kantor yang bermasalah, atau masalah kecil seperti si kakak ( Anakku yang paling besar) yang tidak kunjung Mandiri. Semua seolah olah berlomba-lomba untuk menguji kesabaranku.

Ya Allah Gusti, Mohon Ampun atas HambaMU yang tidak tahu Malu dan tidak tahu diuntung ini.
Dengan segala keterbatasan dan kerentaan mereka aku lihat semangat bekerja dan semangat hidup yang begitu sulit aku dapat dari para generasi Muda di jaman sekarang yang terbiasa terlena oleh kemudahan-kemudahan yang ada di sekitar kita.

8 komentar:

  1. Saya tdk begitu pandai mendiskripsikan hidup ini. Tapi yang saya rasakan hidup adalah menunggu. dari Tidak ada menjadi ada dan menjadi tidak ada untuk ada. Yang terpenting dalam proses menunggu itu kita bisa bermanfaat atau tidak untuk sesama. Karena hakekat hidup sejatinya ada disitu.

    Untuk Blog ini saya sangat apresiasi sekali, semogo dapat bermafaat untuk sesama semoga mendapatkan nilai sejatinya hidup.

    Terus berkarya jadilah diri sendiri. Tampilan blognya juga bagus, terus diasah dan dijalin ke link bloger-bloger. Biar lebih terasa manfaatnya.

    Pokoke sip tenan, dua jempol.

    BalasHapus
  2. SMA N 2 UNG yg merupakan padepokan mbak Yanti selama 3 th ngangsu kaweruh, Sangat mendukung blog ini Semoga dapat menjdai spirit buat kaumnya. terus disosialisasikan ya, biar terasa manfaatnya.

    Selamat berkarya dan bersilaturahmi dengan sesamanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku masih dan slalu teringat dengan segala macam kenangan yang manis maupun pait saat aku ngangsu kawruh (kata mbak yanti) di SMA 2. ada sahabat yang baik, sangat baik maupun yang pada saat itu membuat aku takut, karena pada saat itu aku masih merasa penakut walaupun sampai sekarang rasa itu masih ada. tapi ada satu kenangan yang tak terlupakan yaitu pada seorang guru abu hanafi. betapa sampai sekarang aku masih slalu terasa dekat sama beliau walaupun tempat tinggalku jauh dari beliau. beliau banyak mengajarkan tentang kebaikan dan kemuliaan, dan itu baru aku rasakan setelah aku tamat dari SMA. lebaran kemarin aku sempatkan untuk datang ke rumahnya, aku datang sekeluarga, netes eluhku ketika aku ketemu beliau, aku teringat akan wejangan-wejanganya yang baru aku rasakan maknanya terakhir-terakhir ini. sungguh mulianya seorang guru...sampai kapanpun akan slalu di ingat. semoga beliau slalu dipun paringi kwarasan dan slalu menjadi pembibing yang mulia.

      Hapus
  3. Den Toto : Matur suwun sampun mampir di blog pemula ini. Hahaha....rodo bedo pandangan sithik sih karo aku, tapi justru perbedaan itu bikin Indah dan Nyata kan? Bagiku, Hidup bukan hanya sekedar MENUNGGU. Sesuatu yang tidak ada akan tetap tidak ada apabila kita tidak mewujudkannya. Ibarat Kertas Kosong, ketika kita dilahirkan, dan apa yang kita biarkan tertoreh dalam diri kita bukanlah hasil dari menunggu. Life is Journey....Kehidupan adalah suatu perjalanan dari tidak ada menjadi ada dan menjadi tiada ( nek iki aku setuju ). But, life not just Waiting. Cause if you only Waiting, not trying something you will got NOTHING!
    Hahahaha...nek setuju setuju wae kok ketoke ora Seru tok...xixixi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sa'derengipun dalem nyuwun pangapunten ..., dalem saking tlatah dak payung, ingkang sa'meniko tilar wonten ing jakarta.., maos sedoyo ukoro ingkang mbak yanti caosaken wonten ing blog meniko, dalem kok lajeng trenyuh.., awit sejatosipun .. punopo kemawon to ingkang dados gegayutaning poro kawulo wonten ing donyo meniko? gesang kito meniko hanamung nglampahi margi ingkang sampun dipun caosaken gusti kang kuaos jagat. kulo piyambak mboten mangertos bilih wingkingipun kados meniko, seneng-susah, cekap menopo kirang meniko karaosaken gumantung ingkang nglampahi. namung kanti syukur ingkang tansah kinucap wontening lati lan karaos sajroning batos, ingkang saged nyimpulaken bilih gesang meniko sampun karaos cekap. kulo piyambak mboten nate gadah angen-angen wonten ing gesang meniko, hanamung nglampahi, nglampahi lan nglampahi sedinten-dintenipun. sukur tansah kinucap lumampah karaos salebeting kalbu handadosaken tumetesing eluh... betapa besar nikmat yang tlah KAU berikan pada kami tetapi kami slalu merasa kurang dan kurang bersyukur. coba kita sedikit merenung di saat kita sholat malam..betapa hidup ini adalah perjuangan dan tetap slalu bersukur

      Hapus
  4. Terus terang aku sangat respek terhadap tulisan di blog ini terutama bila mengangkat sisi humanisnya. Karena kita bisa saling empati, bisa memanusiakan manusia, bisa saling MENGHARGAI. Apalagi disisipi gambar yg natural tetntang kehidupan semakin menambah nilai humanis tersebut. Tulisan diatas adalah favoritku diblog ini. I LIKE IT. Semakin komplit blog ini, pelan-pelan direnovasi biar makin Cip.

    BalasHapus
  5. Mas Mustaqim n Mas Toto
    Suwun ya mas udah mampir di blog saya.
    Tulisan saya lebih banyak utk meyindir n menyentil diri saya pribadi yg kadang sering mengeluh, sering merasa kurang..... Hehehehe....namany manusia. Masih terus belajar utk menjadi yg terbaik.
    Jangan bosan utk selalu memberi input ya friends.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. nuwun..kulo nuwun, kepanggih malih nggih mbak yanti...mampir malih wonten blog meniko, mumpung dereng kesoren.
      saya juga seperti mbak yanti yang slalu mengeluh dan merasa kurang. tapi ketika malam datang dan sepi mampir di pikiranku, disaat itulah aku berfikir bahwa hidup hanyalah ambisi kalo kita tidak bisa mengendalikan diri, apa sih sebenarnya hidup ini....? suwun

      Hapus