Minggu, 06 Mei 2012

PEJUANG KELUARGA : PEDAGANG DAWET KELILING



Minggu siang yang mendung, Ada suara gelas yang beradu dengan sendok yang begitu nyaring.
Duuhhh....Bapak Tua pedagang Dawet itu lagi....miris hatiku.
Entah Kenapa ya, setiap kali melihat Raut Wajahnya yang renta, Aku teringat Bundaku yang sudah Tiada.
Aku jadi ingat, sewaktu kecil setiap Bundaku ke pasar, selalu mampir di angkring Dawet Bapak Tua bertkulit legam itu.


Duluuuuuu sewaktu aku masih TK Besar, Bapak Tua pedagang dawet ini sudah exis lho dan jualannya laris banget. Luar Biasa, sampai anak sulungku sudah berusia 10 tahun, beliau masih setia dengan dagangan es Dawetnya yang sudah tidak seramai dulu.  Tergilas beraneka Es masa kini seperti Es Krim, Es teler, Es Rumput laut, Es buah, Soup Buah dan lain-lain. Terlihat kalau sudah siang dia rela berkeliling menjajakan sisa dawetnya.
kalau dulu sewaktu aku kecil, Bapak Tua itu jam 10 pagi sudah tandas dagangannya. 


Bapak Tua pedagang dawet ini asli dari Jepara. Dulu tinggal di kost bersama istrinya. Tapi karena dagangannya sudah tidak selaris dulu dia harus rela kost sendirian dengan tarif Rp. 150.000 per orang.
"Kenapa tidak sama istrinya pak kostnya?" tanyaku penasaran, membayangkan orang serenta dia tiap hari harus mengurus dirinya sendiri dan harus mempersiapkan dagangannya sendiri demi menghidupi keluarganya yang ada di belahan kota lain.
"Wah...awis (mahal) mbak kalau dua orang :Rp. 300.000, eman-eman (sayang banget), mbak..."


Hatiku rasanya seperti teriris-iris, membayangkan betapa mudahnya aku menghamburkan uang senilai itu hanya untuk barang-barang yang tidak penting.


Allahuakbar....Ya Allah...Ampuni Aku ya Allah...dan Muliakanlah orang-orang seperti dia!






2 komentar:

  1. ciri khas bu yanti banget nich ....msh inget gak? beli tape Rp. 50.000 hy gara2 yg jualan tape udah tuwir bgt. dimakan 10 org gak habis2. wkwkwkwk...

    BalasHapus
  2. Hahahaha.... Ya sama dong.... Bakul rujak diborong sampe melongo sama kamu. Keep humble ya

    BalasHapus