Pemenang Paket Goldie I
SOSOK IBU DIMATA SEORANG SITI FATIMAH
SOSOK IBU DIMATA SEORANG SITI FATIMAH
Ibuku adalah seorang yang mudah terharu, dia penyayang, tapi tegas di berbagai hal contohnya dalam mendidik anak-anaknya yang sebagian besar laki-laki.
Ibuku adalah idolaku,aku sangat menghormati
beliau, tapi tentu saja aku tetap menyayangi Bapakku….
Kami lima bersaudara, semua kakakku laki-laki, dan aku
perempuan sendiri yang paling bungsu.
Ibuku seorang yang kuat dan luar biasa tabahnya, beliau terlahir dari keluarga petani
yang miskin,sewaktu ibuku berusia 7 bulan beliau sudah ditinggalkan oleh bapaknya ( kakekku ) untuk selama
lamanya karena sakit.
Jadi seumur hidupnya beliau tidak pernah mengenal sosok seorang bapak, tapi
atas kehendak Allah, kakakku yang nomer dua, kata para sesepuh di kampung wajahnya mirip sekali
dengan kakekku.
Jadi ibuku bisa melihat sosok bapaknya melalui anaknya sendiri..lucu sekali…
Ibuku tidak pernah sekolah, cuma beliau bisa membaca karena diajarkan oleh guru ngajinya. Dari kecil
ibuku kerja keras untuk membantu keuangan keluarga.
Bapakku selain bertani juga usaha kecil-kecilan
yaitu menjual kayu bakar yang
rata-rata tetanggaku menggunakanya untuk memasak.
Sedangkan Ibuku jual beli hasil pertanian
seperti jahe, kunyit, gula merah dan Sayuran.
Alhamdullilah….itu sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan
keluarga besar kami.
Aku masih ingat, waktu aku masih kecil, setiap pagi aku selalu
dibawa kemanapun ibuku pergi untuk mencari barang dagangan, keliling kampong dengan
jalan kaki. Aku naik ke keranjangnya yang digendong bersama dengan Timbangan
yang nanti digunakannya untuk menimbang Barang dagangan. Subhanallah….Sungguh
luar biasa beratnya beban lahir dan batin ibuku pada saat itu.
Sebetulnya bisa saja sih aku ditinggal dirumah bersama
kakak-kakakku, tapi aku dulu sangat cengeng, kemana mana harus ikut ibuku (jadi
nyesel dech kalau ingat…hehehehe…), udah gitu sampai dirumah pun sering minta
gendong, padahal tiap sore ibuku masih harus membuat gula merah untuk dijual
bersama barang dagangan yang lein keesokan harinya. Tengah Malam baru beliau
bisa beristirahat sebentar, karena menjelang Subuh beliau harus bangun pagi dan
memasak untuk Keluarga. Begitu lah rutinitas ibuku sehari hari yang beliau
lakukan tanpa mengeluh sedikitpun.
Ibuku pandai menabung untuk masa depan kami, karena harapan
ibuku adalah menyekolahkan kemi setinggi tingginya dan bernasih jauh lebih baik
dari beliau yang tidak pernah merasakan bangku Sekolah. Luar Biasanya, beliau
selalu memberi porsi bersedekah yang lebih besar untuk orang yang lebih
membutuhkan daripada uang yang ditabungnya disaat kami serba kekurangan.
Sungguh, sangat sulit Bersedekah disaat kita sedang kekurangan, tapi Ibuku
mampu melakukannya. Apabila kami protes, ibuku selalu menjelaskan bahwa
Bersedekah tidak akan membuat kita Miskin karena itu adalah Tabungan di Akherat
nanti yang nanti akan mendapatkan balasan dari Allah berlipat-lipat. Dan beliau
berharap hidup kami nanti tidak akan berat seperti yang dulu pernah beliau
rasakan. Subhanallah….Aku Sungguh terharu mengingat semua itu….Ingin sekali aku
memelukmu dan berharap selalu berada di sisimu setiap waktu.
Aku sangat bersyukur memiliki Orang tua yang dermawan, benar
kata ibuku, kami semua sekarang hidup jauh lebih baik disbanding dimasa ibuku,
Kami percaya itu Semua berkat Doa dan kerja keras orang tuaku yang berusaha
memberikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya dan tentu saja semua
karena Berkah ALLAH SWT. Impian ibuku
yang utama adalah berangkat HAJI bersama Bapak. Sungguh niat yang sangat mulia.
Semoga kami anak-anaknya bisa secepatnya mewujudkan impian itu tentu saja
dengan seijin dan Ridho Allah SWT. Sedangkan impian kedua ibuku adalah agar aku
selalu dekat dengan beliau, maklum aku anak perempuan satu-satunya yang saat
ini tinggal di BATAM sedangkan beliau di SALATIGA.
Menurut Beliau, Batam sangatlah jauh, maklum beliau baru
sekali naik pesawat saat menjengukku sewaktu aku melahirkan anakku.
Ibu dan Bapak,…..Aku sangat merindukan kalian, walaupun jarak
kita jauh tapi aku selalu berdoa agar aku dapat memenuhi keinginan beliau untuk
dekat dengan Ibu.
Mungkin suatu saat nanti, akan ada suatu kesempatan yang
membuatku berani memutuskan untuk berhenti bekerja, pulang ke SALATIGA, dan
bisa tetap bekerja di rumah sambil menemani orang tuaku, juga menyaksikan tumbuh
dan berkembangnya buah hatiku
DOAKAN IBU…AKU BERHASIL DI BISNIS INI…TENTUNYA DI ORIFLAME
YANG SEKARANG MENJADI BISNIS SAMPINGANKU
AMIN….AMIN…YA ROBBAL ALAMIN…
Sekilas profil Mbak Siti Fatimah
- Ibu dari 2 Putra putri
- Biasa dipanggil Ifat
- Asli salatiga jawa tengah
- Merantau di BATAM
- Independent Beauty Consultant Oriflame
Tidak ada komentar:
Posting Komentar