Kamis, 12 Januari 2012

SOSOK IBU DIMATA SEORANG SITI FATIMAH

Pemenang Paket Goldie I 


SOSOK IBU DIMATA SEORANG SITI FATIMAH

Ibuku adalah seorang yang mudah terharu, dia penyayang, tapi tegas di berbagai hal contohnya dalam mendidik anak-anaknya yang sebagian besar laki-laki.
Ibuku adalah idolaku,aku sangat menghormati beliau, tapi tentu saja aku tetap menyayangi Bapakku….

Kami lima bersaudara, semua kakakku laki-laki, dan aku perempuan sendiri yang paling bungsu.
Ibuku seorang yang kuat dan luar biasa tabahnya, beliau terlahir dari keluarga petani  yang miskin,sewaktu ibuku berusia 7 bulan beliau sudah ditinggalkan oleh bapaknya ( kakekku ) untuk selama lamanya karena sakit. 
Jadi seumur hidupnya beliau tidak pernah mengenal sosok seorang bapak, tapi atas kehendak Allah, kakakku yang nomer dua, kata para sesepuh di kampung wajahnya mirip sekali dengan kakekku. 
Jadi ibuku bisa melihat sosok bapaknya melalui anaknya sendiri..lucu sekali…

Ibuku tidak pernah sekolah, cuma beliau bisa membaca karena diajarkan oleh guru ngajinya. Dari kecil ibuku kerja keras untuk membantu keuangan keluarga. 
Bapakku selain bertani juga usaha kecil-kecilan yaitu menjual kayu bakar yang rata-rata tetanggaku menggunakanya untuk memasak. 
Sedangkan Ibuku jual beli hasil pertanian seperti jahe, kunyit, gula merah dan Sayuran.
Alhamdullilah….itu sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan keluarga besar kami.

Aku masih ingat, waktu aku masih kecil, setiap pagi aku selalu dibawa kemanapun ibuku pergi untuk mencari barang dagangan, keliling kampong dengan jalan kaki. Aku naik ke keranjangnya yang digendong bersama dengan Timbangan yang nanti digunakannya untuk menimbang Barang dagangan. Subhanallah….Sungguh luar biasa beratnya beban lahir dan batin ibuku pada saat itu.
Sebetulnya bisa saja sih aku ditinggal dirumah bersama kakak-kakakku, tapi aku dulu sangat cengeng, kemana mana harus ikut ibuku (jadi nyesel dech kalau ingat…hehehehe…), udah gitu sampai dirumah pun sering minta gendong, padahal tiap sore ibuku masih harus membuat gula merah untuk dijual bersama barang dagangan yang lein keesokan harinya. Tengah Malam baru beliau bisa beristirahat sebentar, karena menjelang Subuh beliau harus bangun pagi dan memasak untuk Keluarga. Begitu lah rutinitas ibuku sehari hari yang beliau lakukan tanpa mengeluh sedikitpun.

Ibuku pandai menabung untuk masa depan kami, karena harapan ibuku adalah menyekolahkan kemi setinggi tingginya dan bernasih jauh lebih baik dari beliau yang tidak pernah merasakan bangku Sekolah. Luar Biasanya, beliau selalu memberi porsi bersedekah yang lebih besar untuk orang yang lebih membutuhkan daripada uang yang ditabungnya disaat kami serba kekurangan. Sungguh, sangat sulit Bersedekah disaat kita sedang kekurangan, tapi Ibuku mampu melakukannya. Apabila kami protes, ibuku selalu menjelaskan bahwa Bersedekah tidak akan membuat kita Miskin karena itu adalah Tabungan di Akherat nanti yang nanti akan mendapatkan balasan dari Allah berlipat-lipat. Dan beliau berharap hidup kami nanti tidak akan berat seperti yang dulu pernah beliau rasakan. Subhanallah….Aku Sungguh terharu mengingat semua itu….Ingin sekali aku memelukmu dan berharap selalu berada di sisimu setiap waktu.

Aku sangat bersyukur memiliki Orang tua yang dermawan, benar kata ibuku, kami semua sekarang hidup jauh lebih baik disbanding dimasa ibuku, Kami percaya itu Semua berkat Doa dan kerja keras orang tuaku yang berusaha memberikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya dan tentu saja semua karena Berkah ALLAH SWT. Impian  ibuku yang utama adalah berangkat HAJI bersama Bapak. Sungguh niat yang sangat mulia. Semoga kami anak-anaknya bisa secepatnya mewujudkan impian itu tentu saja dengan seijin dan Ridho Allah SWT. Sedangkan impian kedua ibuku adalah agar aku selalu dekat dengan beliau, maklum aku anak perempuan satu-satunya yang saat ini tinggal di BATAM sedangkan beliau di SALATIGA.
Menurut Beliau, Batam sangatlah jauh, maklum beliau baru sekali naik pesawat saat menjengukku sewaktu aku melahirkan anakku.

Ibu dan Bapak,…..Aku sangat merindukan kalian, walaupun jarak kita jauh tapi aku selalu berdoa agar aku dapat memenuhi keinginan beliau untuk dekat dengan Ibu.
Mungkin suatu saat nanti, akan ada suatu kesempatan yang membuatku berani memutuskan untuk berhenti bekerja, pulang ke SALATIGA, dan bisa tetap bekerja di rumah sambil menemani orang tuaku, juga menyaksikan tumbuh dan berkembangnya buah hatiku

DOAKAN IBU…AKU BERHASIL DI BISNIS INI…TENTUNYA DI ORIFLAME YANG SEKARANG MENJADI BISNIS SAMPINGANKU
AMIN….AMIN…YA ROBBAL ALAMIN…

 Sekilas profil Mbak Siti Fatimah 
- Ibu dari 2 Putra putri
- Biasa dipanggil Ifat
- Asli salatiga jawa tengah
- Merantau di BATAM
- Independent Beauty Consultant Oriflame

Tidak ada komentar:

Posting Komentar